Eksplorasi Konsep dan Karakteristik Kecerdasan Anak Usia Dini pada Konteks Sosial-Budaya Masyarakat Jember
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep kecerdasan jamak anak usia dini berbasis sosio-kultural masyarakat Jember, sebagai dasar untuk pengembangan kemampuan-kemampuan yang dihargai oleh lingkungan masyarakat tersebut melalui pendidikan. Metode fenomenologi dengan teknik wawancara semi-terstruktur digunakan untuk menggali dari 12 orang informan yang tersebar di wilayah Selatan (komunitas Jawa), Utara (komunitas Madura) dan tengah (komunitas Pandhalungan) Kabupaten Jember. Hal-hal kunci yang diperoleh adalah bahwa (1) kecerdasan dimaknai dalam konteks kemampuan-kemampuan terapan yang terdiri dari tiga ranah yakni kognitif, psikomotor dan afektif; (2) bentuk-bentuk kemampuan yang dihargai terutama adalah sikap dan perilaku yang sopan santun serta menurut pada orangtua dan guru, kemampuan mengaji, kemampuan kerja dan kemampuan berpretasi di sekolah; (3) terdapat perbedaan penekanan tentang kemampuan-kemampuan yang dianggap penting sesuai tahap usia anak. Pada anak bayi dan batita , kemampuan yang diharapkan cenderung pada ranah kemampuan fisik seperti duduk, berjalan dan bicara, sedangkan untuk anak prasekolah cenderung pada ranah kemampuan sosial-emosi terutama kemandirian dan kedisiplinan, serta mulai belajar agama (mengaji). Pada masa sekolah dasar, penekanan diarahkan pada karakter yang baik dan sesuai nilai moral-agama, sedangkan masa remaja dan dewasa mengarah pada keterampilan bekerja agar menjadi orang sukses yang berpenghasilan layak dan memiliki kemampuan melebihi orangtuanya. Temuan-temuan ini mencerminkan karakteristik kecerdasan yang sejalan dengan karakteristik sosio-historis masyarakat pendatang yang cenderung pragmatis serta kuatnya pengaruh agama (Islam).
Referensi
Bransford, J. D., Brown, A. L., & Cocking, R. R. (2005). How people learn: Brain, mind, experience and school. from https://www.nap.edu/catalog/9853/how-people-learn-brain-mind-experience-and-school-expanded-edition.
Tobias, S., & Duffy, T. M. (Eds.). (2009). Constructivist instruction: Success or failure? New York, NY: Routledge.
Sahlberg, P. (2012). The most wanted: Teachers and teacher education in Finland. In L. Darling-Hammond & A. Lieberman (Eds.), Teacher education around the world: changing policies and practices. London: Routledge.
Schunk, D. H. (2012a). Learning theories an educational perspective. Boston, MA: Pearson Education, Inc.
Schunk, D. H. (2012b). Learning theories an educational perspective (E. Hamdiah & R. Fajar, Trans.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Original work published 2012).
Tabachnick, B. G., & Fidell, L. S. (2007). Using multivariate statistics (Fifth ed.). Needham Heights, MA: Allyn & Bacon.
Nurgiyantoro, B. & Efendi, A. (2017). Re-Actualization of Puppet Characters in Modern Indonesian Fictions of The 21st Century. 3L: The Southeast Asian Journal of English Language Studies. 23 (2), 141-153, from http://doi.org/10.17576/3L-2017-2302-11.
Retnowati, E., Fathoni, Y., & Chen, O. (2018). Mathematics Problem Solving Skill Acquisition: Learning by Problem Posing or by Problem Solving? Cakrawala Pendidikan, 37(1), 1-10, from doi: http://dx.doi.org/10.21831/cp.v37i1.18787.
Janssen, J., Kirschner, F., Erkens, G., Kirschner, P. A., & Paas, F. (2010). Making the black box of collaborative learning transparent: Combining process-oriented and cognitive load approaches. Educational Psychology Review, 22(2), 139-154. doi: 10.1007/s10648-010-9131-x.
Retnowati, E. (2012, 24-27 November). Learning mathematics collaboratively or individually. Paper presented at the The 2nd International Conference of STEM in Education, Beijing Normal University, China. Retrieved from http://stem2012.bnu.edu.cn/data/short%20paper/stem2012_88.pdf.
NCTM. (2000). Principles and standards for school mathematics. Reston, VA: Author.
Permendiknas 2009 No. 22, Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sekolah Dasar Kelas I-VI.